Gelar PTKIN Bersholawat, Gus Is: Satukan Mahasiswa untuk Bangsa
Ribuan mahasiswa hadiri kegiatan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Bersholawat dalam perhelatan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX 2019 di Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang, Kamis (18/07/2019).
Dihadiri oleh forum pimpinan PTKIN seluruh Indonesia, KH. Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), dan dimeriahkan langsung Majlis Maulid Jamalul Mustofa. Tak lupa, lagu Yalal Wathon menjadi pemantik semangat nasionalis para mahasiswa yang ikut bertumpah-ruah bersama dalam menyemarakkan (PTKIN) Bersholawat.
Selaku ketua pelaksana PIONIR IX 2019, Gus Isroqunnajah, yang juga menjabat sebagai Pembantu Rektor Tiga UIN Malik Ibrahim Malang menerangkan, Indonesia punya tantangan besar kedepannya, tantangan itu sebuah hal yg tidak sulit jika kita terus bersama. Keindahan dan kekayaan alam di Indonesia yang banyak “dirindukan” oleh seluruh dunia.
“Kita bisa menghadapi tantangan itu dengan tekad sebagai bangsa Indonesia, jangan jadikan perbedaan sebagai pemicu untuk tidak bersatu,” tuturnya.
Dengan adanya persatuan seperti ini (red: PTKIN Bersholawat), lanjutnya, PTKIN akan mampu menjadi mercusuar peradaban dunia islam yang akan datang. Saat ini, kita menghadapi bahaya yang tidak main-main. Sehingga sampai saat ini, satu-satunya perguruanan tinggi Indonesia yang konsen terhadap persoalan moral dan spiritualitas yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang adalah PTKIN.
“Dalam forum yang sangat berharga ini, UIN dihadiri oleh penerus bangsa yang hebat,” terang Gus Is sapaan akrabnya dalam sambutannya di acara PTKIN Bersholawat. Beliau melanjutkan, marilah kita semua saling menggenggam tangan menatap ke depan. Bahwa di depan adalah tantangan yang harus dihadapai, tetapi akan mudah ketika kita bersatu menghadapinya secara bersama-sama.
Tak lupa, Gus Muwafiq turut menjelaskan mengenai peran penting mahasiswa sebagai genersi penerus bangsa. Beliau menjelaskan, kader-kader PTKIN akan menjadi penguat agama Islam mendatang. “Saya pun juga terlahir dari PTKIN,” terangnya.
Jangan sampai mahasiswa sekarang menjadi mudah dimasuki oleh pendatang-pendatang baru. Islam di Indonesia ini begitu unik dan kuat, karena dikonsep oleh para waliyullah yang diberikan mandat dan memiliki sanad keilmuan yang sampai kepada Rasulullah.
Bisa dilihat bersama-sama, PTKIN juga mengabadikan nama-nama waliyullah sebagai teladan dan perjuangan zaman dulu. Perjuangan Waliyullah sangat berat dulu, bagaimana untuk menghadirkan Islam kepada masyarakat Nusantara yang sudah paham mengenai keindahan alam (red: surga).
“Pengabadian nama-nama beliau, seperti UIN Malik Ibrahim, UIN Sunan Kalijaga, UIN Syarif Hidayatullah dan lainnya, untuk mengingatkan kalian (red: mahasiswa) sebagai generasi penerus bangsa ini,” jelas beliau. (Sal/ Humas IAIN Kudus)