Prodi

Ikuti Raker PTKI, Rektor IAIN Kudus: Fokus Upaya 3 T

Blog Single

Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag. mengikuti Rapat Kerja Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh Direktorat Diktis, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia,  di Surabaya, pada 7 sampai 9 Maret 2022.

Mudzakir menyampaikan bahwa Raker Diktis kali ini mengusung tema Sinergitas PKTIN-Kantor Wilayah Kementerian Agama Dalam Membangun Pendidikan Islam Integratif dan Kompetitif.

“Raker kali ini terasa berbeda dengan raker dua tahun sebelumnya. Raker kali  ini lebih fokus pada upaya pembenahan internal yaitu 3 T ( transformasi kelembagaan, transformasi digital, dan transformasi internasional)” jelasnya.

Menurutnya pembenahan tata kelola PTKIN terus dilakukan mengingat tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan menuntut kepastian kompetensi integratif dan kompetitif.

“Pembenahan ini semakin terasa mendesak dengan indikasi siswa-siswa Madrasah Aliyah yg mestinya menjadi row input utama tetapi mereka justru lebih tertarik ke Perguruan Tinggi Umum, terutama lulusan-lulusan terbaiknya. Di raker kali ini mengundang Kepala Kantor Wilayah Kemenag se Indonesia untuk diajak sharing pendapat dan secara sinergis membesarkan dan memajukan PTKIN” tambahnya.

Adapun pembenahan secara internal yang difokuskan pada 3 T diatas adalah 

  1. Transformasi kelembagaan, yang  masih STAIN harus segera bertransformasi menjadi IAIN, yang sudah IAIN harus segera menjadi UIN. PTKIN yang masih menjadi satker DIPA harus segera bertransformasi menjadi BLU, yang sudah BLU harus segera menjadi PTNBH.
  2. Transformasi digital, hal ini terkait dengan pola layanan di PTKIN yang cenderung konvensional harus segera bertransformasi melalui layanan digital pada tridharmanya.
  3. Transformasi internasional, bahwa PTKIN harus mampu bersaing secara global dan internasional. Untuk itu mesti ada upaya meningkatkan kualitas baik prodi maupun institusi bertaraf internasional melalui berbagai bentuk akreditasi.

Pada Raker Diktis kali ini juga merekomendasikan agar setiap PTKIN membuka Program Vokasi yang disesuaikan dengan kearifan lokal dan kebutuhan setempat. (Yusi)

Share this Post: